Rabu, 28 Juli 2010

ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA

`BAB II
TINJAUAN TEORITIS


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, pathoisiologi, manifestai klinis, pemeriksaan diagnostik , penatalaksanaan dan komplikasi mengenai kanker payudara dan konsep dasar keperawatannya yang diperoleh melalui study kepustakaan. Agar lebih mudah dipahami maka akan dibahas satu persatu seperti dibawah ini :
A. KONSEP DASAR MEDIS
1) Defenisi
Kanker payudara adalah jenis neoplasma ganas yang menyerang jaringan payudara dengan melakukan mutasi dari sel sebelumnya normal yang memiliki sifat-sifat anti social terhadap sel-sel normal tubuh.
(Price and Wilson, 1995).
Kaker payudara adalah semua komponen jaringan yang berasal dari jaringan ikat dan usus epitel dimana unsure epitel yang lebih sering menimbulkan neoplasma payudara..
( Robbins, 1993 ).
2) Anatomi Fisiologi
a) Anatomi saluran pernapasan
kelenjar payudara adalah suatu organ reproduksi pada wanita yang mengeluarkan air susu. Kelenjar payudara terletak pada fasial suprafisial didaerah antara sternum dan axilla dari iga ke-2 sampai ke-7.
Bagian tengan terdapat putting susu yang dikeliling oleh ariola payudara yang berwarna coklat, dekat daerah putting susu terdapat kelenjar montgometri yang berfungsi untuk melumasi putting susu agar tetap lamas. Putting susu mempunyai kurang lebih 15-20 lobang atau saluran untuk mengeluarkan air susu. Kelenjar mamae terdiri dari jaringan alveolar yang tersusun atas lobus bermuara ke duktus laptiversu. Pada wanita perubahan perkembangan buah dada terjadi pada masa pubertas.
Menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada yang dipengaruhi oleh ormon estrogen dan progersteron yang dihasilkan oleh ovarium. Lama-kelamaan payudara berkembang dan penimbunan lemak akan membuat pembesaran yang menetap pada masa menopause secara perlahan-lahan ovarium berhenti memproduksi hormone estrogen dan progerteron, dan jaringan payudara akan mengkerut dan kendor.
(Smeltzer and Bare. 1999, edisi 8, jilid 2).
3) Etiologi
1. Keluarga
Tiga kali lebih besra pada orang yang keluarganya menderita kanker payudara (bilateral, pra menopause) wanita yang pernah kanker payudara.
2. Hormon
 Menarche cepat, menopause lambat.
 Melahirkan anak pertama tertunda.
 Riwayat kanker payudara jinak
 Menarke/menarche dini-sebelum usia 12 tahun
 Belu pernah hamil atau hamil pertama diatasu usia 38 tahun
 Menapouse usia lanjut (sesudah umur 50 tahun).
 Obesitas
 Radiasi dada
 Masukan alcohol setiap hari
( Sumber : Smeltzeer & Bare, 2001 )
4) Fathofisiologi
Kanker ganas tidak mempunyai kapsul yang membungkus dirinya dank arena itu memungkinkan infasi kejaringan sekitarnya termasuk ke dalam pembuluh getah bening dan darah, melalui jalur sel ini maligna menyebar ke bagian tubuh yang jauh dan tumbuh lagi tumor-tumor baru ( Metastase )
Bila tumor tidak diangkat seluruhnya dan dimusnahkan, ia bisa tumbuh kembali dan masih berjangkit bisa membawa kematian karena terjadinya penggantian sel yangnormal dan penyebab-penyebab lain yang belum di ketahui. Perubahan pertumbuhan sel yang abnormal adalah pertumbuhan maligna.
Sel neoplastik adalah otonom dalam arti tubuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan hospes dan fungsi yang sangat tidak bergantung pada homeotatis sebagian besar sel tubuh lainnya. Pertumbuhan sel neoplastik biasanya progresif yaitu tidak mencapai keseimbangan, tetapi lebih banyak mengakibatkan massa sel yang mempunyai sifat yang sama, sebenarnya neoplasma tidak melakukan tujuan adaptif yang menguntungkan hospes tetapi lebih sering membahayakan neoplasma telah dihilangkan, neoplasma tumor terus tumbuh dengan progresif.
Sel-sel neoplasma ganas yang berprolifeasi mampu untuk melepaskan dari tumor primer dan memasuki sirkulasi untuk menyebarkan ke tempat lain.
Pada kanker sifat sel-selnya yaitu antisocial terdapat sel-sel normal tubuh, sel-sel ganas tidak mentaati peraturan territorial biasa dan tumbuh pada tempat yang tidak semestinya. Tidak memberi respon terhadap pengendalian diri, biasa ukuran sel atau tentang laju pertumbuhan populasi itu. Kelainan-kelainan penting dari sel-sel kanker kelihatannya terletak pada membrane sel itu. Jelas bahwa sinyal-sinyal homeotasi dari sel-sel lain dan dari tempat-tempat lain dalam tubuh diterima oleh membrane sel dan diteruskan ke bagian dalam sel. Struktur antigenik membran sel pasti penting dipandang dari interaksiimmunologik dari sel terhadap lingkungan sekitar.
Sel-sel neoplasma dapat metastasis. Metastasis dapat terjadi melalui hematogen contohnya pada otak, paru-paru, hepar, rahim, keduanya melalui limpogen. Contohnya benjolan pada node-node aksila. Sel-sel ganas neoplastik yang ganas bertumbuh cepat sehingga menekan pada struktur tubuh yang mengakibatkan nyeri dan penyumbatan jalan tubuh contohnya vena yang mengakibatkan neoplastik yang ganas menyerbu jaringan sekitar, contohnya benjolan dipayudara baik bersifat keras maupun terikat pada kulit dan menjadi ulkus pada payudara.
(Price and Wilson, Patofisiologi Vol. 2)

5) Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala kanker payudara adalah :
1. Tanda dini
Benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dengan batas kurang jelas
Kelainan mammogram tanpa kelainan palpasi
2. Tanda lama
- Retrakis kulit atau areola
- Retraksi atau invasi putting
- Kelenjar axilla dapat diraba
- Pengerutan payudara
- Pembesaran payudara
- Kemerahan
- Edema kulit
- Fiksasi pada dulit atau dinding kulit
3. Tanda akhir
- Tukak
- Kelenjar supraklavikula dapat diraba
- Oedem lengan
- Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura atau ditempat lain.


6) Pemeriksaan Diagnostik.
a. mamograi
memperlihatkan struktur internal payudara untuk mendeteksi kaker yang teraba atau tumor pada tahap awal.
b. Ultrasound..
Dapat membantu membendakan massa padat, dan kista, dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, komplenent dari mamografi.
c. Xeroradiografi.
Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar tumor.

d. Sken, CT dan MRI.
Tekhnik skan yang dapat mendeteksi payudara, khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara yang lebih kecil yang sulit diperiksa drngan mamografi, tehknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.
e. Biopsi payudara (jarum atau eksisi).
Memberikan diagnosa definitive massa dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan dan sekresi. Terapi yang tepat.

7) Penatalaksanaan
- Kualitatif
Konsrevati (eksisi luas), eksisi tumor luas disekresi kelenjar axilla, radioterafi pada sisa payudara.
- Radikal mastektomi (haisted)
Pengangkatan payudara dengan sebagian besarnya kulit mempektoralisis mayor, mempektorasisis minor, semua kelenjar ketiak.
- Modified radikal mastektomi (patey)
Mempektoralisis mayor dan minor dipertahankan
- Superradikal
Bedah urban diperluas dengan pengeluaran kelenjar linfe supra klavikula.
- Radiotherafy
Kuratif : Untuk terafi tunggal tidak efektif
Untuk terai tambahan (efektif)
Untuk tumor yang relative besar.
Paliatif : dapat dilakukan dengan hasil baik dengan waktu terbatas
Untuk tumor yang tidak bisa diangkat.
- Kemotherafy
• Diberikan untuk penderita untuk metastasis pada satu buah atau beberapa kelenjar pada pemeriksaan histopat pasca mastektomi
• Untuk menghancurkan mikro metastasis didalam tubuh.
8) Komplikasi.
Limfedema adalah system limfe tidak dapat menjamin aliran balik cairan limfe kesirkulasi namun pada klien yang telah diangkat node-node limfe pada axilla. Mengakibatkan edema hebat pada lengan sebelah mastektomi dapat dihindari dengan latihan, masase, elevasi lengn yang sakit selama 3-4 bulan.

- Cedera syaraaf.
Terjadi saat pembedahan dengan tidak sengaja memotong syaraf pleksus brokhialus
- Konstruksi sendi
Konstruksi pada axilla terjadi akibat kesembuhan luka lambat dan mobilisasi yang kurang.
- Infeksi/osteomiliis.
Khususnya menjadi resiko dengan mastektomi radikal dan penanganan skin graff. Resiko meningkat bila terekspose tulang iga.
(Smlerzer and Bare, 1997)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Konsep dasar keperawatan biasanya dimulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasdi, dari urutan diatas maka akan dimulai dari ;
1. Pengkajian
Pengkajian dari konsep perawatan dikaji perpola sesuai dengan nanda yaitu :
a. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.
kaji persepsi klien terhadap kesehatan, upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, termasuk juga penyakit saat ini, upaya yang dilakukan serta harapan klien.
b. Pola sosioekonomi
Kaji jumlah anggota keluarga, orang yang tinggal serumah, pekerjaan klien dan kecukupan dari materi.
c. Pola kognitif
Kaji adanya alat bantu yang digunakan klien baik pendengaran ataupun pengelihatan, daya ingat, kemampuan untu belajar sesuatu dan orientasi klien terhadap lingkungan sekitar, serta adanya gangguan persepsi sensori, seperti pengelihatan kabur, gangguan penengara.
d. Pola persepsi kondep diri
Kaji pandangan klien terhadap diri sendiri, pengalaman tentang frustasi dan ungkapan klien terhadap keadaan klien saat ini.
e. Pola koping/toleransi terhadap stress
Fakto-faktor yang emmbuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, siapa tempat bertukar pandapat dan mekanisme yang digunakan selama ini. Kaji juga terhadap penyesuaian diri, ungkapan penyangkalan atau penolakan diri.
f. Pola aktivitas
Kaji adanya kelemahan, kelelahan danl pola istirahat klien
g. Pola eliminasi
Kaji bagaimana rekuensi pola eliminasi apakah teratur dan apakah ada perubahan dan pola eliminasi tersebut.
h. Pola tidur
Kaji bagaimana, apakah teratur tidurnya, apakah gangguan, bagaimana menangani susah tidur.
i. Pola nutrisi metabolic.
Yang dapat dikaji adalah bagaimana dengan pola nutrisi, kaji makanan kesukaan, kebiasaan pola makan.
j. Pola reproduksi dan seksualitas.
Kaji apakah ada gangguan reproduksi sperti nyeri, keputihan, jamur dan rasa gatal-gatal, umur dan berapa melahirkan dan KB yang digunakan.
k. Pola kepercayan
Kaji system kepercayaan klien, tujuan hidup, rencana masa depan dan ungkapan klien tentang kebutuhan spiritual.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dan individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.
(Capernito, 2000).
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan klien.
(Effendy Nasrul, 1995. hal. 26).
Diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap adanya masalah kesehatan, oleh sebab itu diangnosa keperatatan berorientasi pada kebutuhan dan sarana menusia berdasarkan pada teori kebutuhan dasar Abraham Maslow.
(goffer, 1999).
Diagnosa keperawatan yang dapat timbul adalah :
1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh kanker payudara
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan insisi
bedah.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka kanker payudara.
4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit.
5) Gagguan citra diri berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh perasaan negatif derhadap tubuh.

3. Perencanaan Keperawatan.
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan insisi
bedah.
Tujuan : Rasa nyeri berkurang sampai hilang.
Kriteria hasil :
- Ekspresi wajah rileks
- TTV dalam batas normal
- Klien menyatakan nyeri berkurang

Intervensi
a) Kaji nyeri, lokasi, lamanya dan intensitas,
R/ membantu dalam mengidentiikasi derajat nyeri dan kebutuhan
untuk analgesic
b) Kaji ttv Q4H saat nyeri
R/dengan mengkaji TTV sapat diketahui status nyeri
c) Berikan poisi yang nyaman sesuai kebutuhan klien
R/ mempertahankan tingkat kenyamanan
d) Kolaborasi denga klien untuk mengidentifikasi tindakan penghilag nyeri yang efektif
R/ klien dapat memberikan pandangan bermakna terhadap nyeri dan
menghilangkan nyeri
e) Berikan obat nyeri sesuai dengan program medis yang telah ditentukan analgesik)
R/ dengan pemberian analgesic dapat mengontrol denstlrer nyeri

2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka kanker payudara.
Tujuan : integritas kulit tampak membaik
Kriteria hasil :
kulit utuh dan bebas dari tanda-tanda infeksis
luka berwarna merah muda

Intervensi
a) bersihkan luka setiap hari
R/pembersihan setiap hari akan mengurangi kontaminasi bakteri.
b) laksanakan perawatan luka sesuai dengan preskripsi medik
R/ perawatan luka akan mempercepat penyembuhan luka
c) dorong untuk tidak menggunakan pakaian yang tidak sempit atau ketat, tidak menggunakan jam tangan dan perhiasan lain pada tangan yang dakit
R/ menurunkan tekanan pada jaringan yang terkena yang dapat
memperbaiki sirkulasi atau penyembuhan
d) Kaji luka,laporkan tanfa-tanda kesembuhan yang baik
R/intervensi dini untuk mengatasi sesembuhan luka sangat esensial
e) Berikan antibiotic sesuaiindikasi.
R/ diberi secara profilaksis atau untuk mengobati infeksi khususnya
dan peningkatan penyembuhan.
3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh kanker payudara.
Tujuan : klien bebas dari infeksi
Criteria hasil : klien tidak demam, pembentukan jaringan grandulasi
dan leadaan luka bsik.

Intervensi
a) Pantau penampilan luka setiap hari, duhu detiap 4 jam, dan jumlah
makanan yang di konsumsi setiap kali makan.
R/untuk mengidentiikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang di harapkan
b) bersihkan areal luka dan laporkan jaringan nekrotik (debridemen) sesuai pesanan
R/pembersihan pada pelapisan jaringan dan nekrotik meningkatkan pembentukan granulasi.
c) lakukan langkah-langkah untuk mencegah infeksi.
R/tindakan ini membantu mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka.
d) Beritauhu doker bila demam atau berbau busuk di areal kanker payudara
R/temuan dan ini menandakan infeksi.
4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit.
Tujuan : klien mengerti tentang proses penyakit dan
pengobatannya.
Kriteria hasil :
- Menanyakan tentang proses penyakit dan pengobatannya
- Melakukan pola hidupa dan partidipasi pada programpengobatannya.

Intervensi
a) kaji proses penyakit, prosdur pembedahan dan harapan yang akan datang
R/ memberitahukan klien pengetahuan dasar dimana klien dapat
membuat pilihan berdasarkan informasi yang diberikan
b) diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi makanan dan pemasukan cairan yang adekuat
R/ memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi
untuk meningkatkan regenerasi jaringan atau proses kesembuhan

c) waspadai dalam pengambilan darah atau memberikan cairan intravena atau obat atau pengukuran tekanan darah pada sisi yang sakit
R/ dapat membatasi atau meningkatkan resiko infeksi bila system
daya tahan tubuh menurun
d) dorong pemeriksaan dini yang teratur pada payudara yang masih ada.
R/ mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya atau beulangnya tumor baru.
( Doenges, 1999).

4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dan rencana tindakan untik mencapai tujuan spesifik
(Nursalam, 2001).
Implementasi sebaiknya di buat sesuai dengan apa yang direncanakan, dan sesuai situasi klien dan peralatan rumah sakit
Dalam tahap implementasi ini, perawat berperan sebagai pelaksana keperawatan, memberikan support, advokasi, konselor dan penghimpunan data.
(Capernito, 1999).

5. Evaluasi
Tindakan inteliktual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana keperawatan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. (Nursalam, 2001).
Evaluasi terdiri dari dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
a Evaluasi formatif disebut juga proses evaluasi jangka pendek atau evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan secepat nya setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.
b Evaluasi sumatif biasa disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir dan evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini dilakukan diakhir tindakan keperawatan dilaksanakan. Dan menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisien, tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”.
(Nursalam, 2001).
Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik dalam rencana keperawtan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan dan standar yang telah ditentukan sebelumnya..
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam tahap evaluasi ini yaitu : masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi dan masalah baru.

6. Perencanaan pulang
1) dalam proses penyembuhan dan rehabilitas kanker payudara terjadi dalam waktu yang lama, oleh sebab itu keluarga perlu ketekunan dan kesabaran.
2) Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai tanda-tanda dan gejala komplikasi baik kepada dokter maupun perawat.
3) Dorong keluarga selama proses penyembuhan dirumah untuk memberikan dukungan yang positif.
4) Rencana control ulang untuk mengetahui kemajuan dalam pengobatan.

ASKEP KLIEN DENGAN GASTRITIS

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Defenisi
a. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Tiga hal.492)
b. Gastritis kronis adalah gastritis dimana kelenjar lambung dan pylorus berdilatasi dan dilapisi dan dilapisi oleh epitel yang menggepeng, memberi dugaan keadaaan degeneratif bukan peradangan
( Kamus Kedokteran Dorland, 1996)

2. Anatomi fisiologi
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan eosefagus melalui orifisum pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri dari :
a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum karddium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus.
d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak ke pylorus.
e. Kulvatura mayor, lebih panjang dari kulvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiatum melalui fundus ventrikuli menunju kekanan sampai ke pilorus inferior.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana oesofagus bagian abdomen masuk kelambung.
Fungsi lambung yaitu :
a. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.
b. Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida dan dengan ini disiapkan untuk dicerna oleh usus.
c. Protein diubah menjadi pepton
d. Pencernaan lemak dimulai didalam lambung
e. Faktor antianemi dibentuk.
f. Khime, yaitu isi lambung yang cair, peradangan sekresi getah lambung.
Sekresi getah lambung dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatis seperti yang dapat terjadi gangguan emosi, seperti marah atau takut, dalam hal ini sebenarnya lambungnya yang menolak diisi.
Dalam keadaaan normal cairan lambung juga mengandung enzim yang dikenal sebagai faktor pembuat darah dari castle, faktor ini menu untuk absorpsi vitamin B 12 (Sianokobalamin), tidak adanya faktor ini menyebabkan anemia pernisosa.
Pada seluruh keadaan lambung dalam keadaan berkontraksi, apabila waktu makan yang berikut tidak kunjung datang juga, hal tersebut menyebabkan rasa gagal.
Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai lima jam, hal ini dapat menjadi lebih lama apabila orang dalam kuatir atau banyak terdapat makanan yang mengandung lamak. (Syafiudin, 1996)

3. Etiologi
Sering tidak dapat diketahui dan dipastikan namun umumnya akibat stress, alcohol atau obat-obatan (Salycilat, Steroid dll) gangguan ini seringkali disertai infeksi oleh bakteri atau virus, dari iritasi dari sekresi pangkreas atau empedu yang mengalir kembali kelambung atau karena substansi-substansi yang bersifat korosit.

4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enam enzim pancreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosit), menggangu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Dengan iritasi yang terus-menerus, jaringan meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat asam seperti asam dan basa yang bersifat korosit mengakibatkan terjadinya peradangan mukosa lambung pada dinding lambung (gastritis korosit) dapat terjadi perforasi lambung kemudian perdarahan dan peritonitis.

5. Tanda dan Gejala
a. Rasa nyeri diepigastrium.
b. Anorexia.
c. Rasa mual dan muntah.
d. Pusing.
e. Perut kembung.
f. Sendawa asam.
g. Hematemesis dan melena bila keadaan sudah berat.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Gastroscopy untuk menentukan gastritisnya dan kakker lambung.
c. Pemeriksaan radiologi dengan barrium meal.
d. Test pantagestin untuk produksi asam.
e. Biopsi mukosa lambung untuk mendiagnosa tipe gastritis

7. Penatalaksanaan
Untuk pengobatan gastritis belum ada yang pasti, biasanya pengobatan dilakukan untuk mengurangi sekresi asam lambung dan pengobatan simptomatis
a. Pengobatan
• Antacid.
• Ranitidine.
• Cimetidin.
• Paracetamol.
• Dipenhidramin.
b. Perawatan
• Meningkatkan istirahat dan mengurangi stress.
• Hindari makanan yang dapat merangsang sekresi asam lambung.
• Makan dengan porsi kecil tapi sering.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Nursalam, 2001. dikutip dari layer.1996)

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan upaya mengumpulkan data secara sistematis. Lengkap mulai dari pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001)
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara anamnesa yang diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan status kesehatan lain. Data yang dikumpulkan terdiri atas data dasar dan data focus. (Nursalam dikutif dari Taylor Et. Al 1995)
Setelah pengumpulan data, langkah berikutnya dalam pengkajian adalah pengelompokan data yang terdiri atas data fisiologi/ biologi, data psikologis, sosial dan spiritual. (Nursalam dikutip dari PPNI, 1994)
Menurut Doengoes 1999 pengkajian pada klien dengan gastritis adalah:
a. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi, takikardi, distritmia, kelemahan/ nadi perifer lemah, pengisapan kapiler lambat/ perlahan, warna kulit pucat, sianosis.
b. Aktivitas/ istirahat
Tanda : Takikardi, takipnea/ hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
c. Eliminasi
Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi.
Gejala : Riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastrointestinal atau masalahyang berhubungan dengan GI, misalnya luka peptic atau gaster, bedah besar gaster, iradiasi daerah gaster.
d. Makanan/ cairan
Tanda : Muntah, warna kopi gelap atau merah cerah dengan bekukan darah.
Gejala : Anorexia, mual muntah (muntah memanjang diduga obstruksi pylorik bagian luar sampai dengan duodonal). Nyeri ulu hati, sendawa asam, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan, contoh makanan pedas, coklat, diet khusus untuk penyakit ulkus sebelumnya.
e. Nyeri/ kenyamanan
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada daerah yang sakit, pucat berkeringat.
Gejala : Gejala digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi.
f. Keamanan
Tanda : Peningkatan suhu.
Gejala : Alergi terhadap obat.
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan obat resep atau dijual bebas yang mengandung steroid.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai kewenangan memberikan tindakan keperawatan. (Nursalam, 2001)
Adapun tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana ada respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit yang dihubungkan dengan penyebab suatu masalah (etiologi) dan kemampuan klien untuk mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan. (Nursalam, 2001)
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri epigastrium berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan nutrien yang tidak adekuat.
c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan.

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. (Nursalam, 2001)
Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah klien. Tahap perencanaan pada klien adalah penentu prioritas diagnosa keperawatan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan criteria hasil dan merumuskan intervensi keperawatan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam, 2001). Tahap ini merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan oleh karena itu pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan dirumuskan dan mengacu pada rencana tindakan sesuai skala sangat urgent dan non urgent.
Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu persiapan, perencanaan, dan pendokumentasian. (Nursalam 2001, dikutif dari griffti 1968).
a. Fase persiapan meliputi:
1) Review antisipasi tindakan keperawatan.
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul.
4) Persiapan alat.
5) Persiapan lingkungan yang kondusif.
6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik
b. Fase intervensi, meliputi:
1) Independen: tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau kesehatan lainnya.
2) Interdependent: tindakan perawat yang memerlukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya (gizi, dokter, laboratorium, dan lain-lain).
3) Dependent: berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan dimana tindakan medis dilakukan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis kronis perawat dapat berperan sebagai pelaksana keperawatan, memberi support, pendidikan, advokasi, dan pencatatan/ penghimpunan data.

5. Evaluasi
Adalah salah satu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematis pada status kesehatan klien. (Nursalam, 2001 dikutip dari griffit dan christensen, 1996)
Evaluasi terdiri dari atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi jangka pendek, atau evaluasi berjalan,dimana evaluasi dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai. Sedangkan evaluasi sumatif ini disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir, evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini dilakukan pada akhir tindakan keperawatan paripurna dilakukan dan menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format ”SOAP”. (Nursalam, 2001)
Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari evaluasi yang diharapkan dalam pemberian tindakan keperawatan dalam proses keperawatan pada klien dengan gastritis kronis adalah: nutrisi klien dapat terpenuhi, nyeri akibat iritasi mukosa lambung teratasi, ansietas dapat teratasi, klien dan keluarga mengetahui tentang informasi penyakit yang dideritanya. Hal ini sesuai dengan standar tujuan yang telah ditentukan pada tahap perncanaan tindakan.

6. Perencanaan Pulang.
a. Anjurkan keluarga untuk mengobservasi tanda dan gejala seperti mual dan muntah, nyeri ulu hati, perdarahan/sakit perut hebat yang mendadak bila timbul gejala-gejala ini, segera bawa klien kepelayanan kesehatan dan rumah sakit terdekat.
b. Beritahu klien dan keluarga untuk mentaati diet seperti tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol, kafein.
c. Dorong keluarga untuk memberikan dukungan yang positif selama proses penyembuhan.
d. Rencanakan kontrol ulang untuk mengetahui kemajuan dan pengobatan.

Sabtu, 10 Juli 2010

ASKEP KLIEN DENGAN PNEUMONIA