Rabu, 28 Juli 2010

ASKEP KLIEN DENGAN GASTRITIS

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Defenisi
a. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Tiga hal.492)
b. Gastritis kronis adalah gastritis dimana kelenjar lambung dan pylorus berdilatasi dan dilapisi dan dilapisi oleh epitel yang menggepeng, memberi dugaan keadaaan degeneratif bukan peradangan
( Kamus Kedokteran Dorland, 1996)

2. Anatomi fisiologi
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan eosefagus melalui orifisum pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri dari :
a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum karddium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus.
d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak ke pylorus.
e. Kulvatura mayor, lebih panjang dari kulvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiatum melalui fundus ventrikuli menunju kekanan sampai ke pilorus inferior.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana oesofagus bagian abdomen masuk kelambung.
Fungsi lambung yaitu :
a. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.
b. Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida dan dengan ini disiapkan untuk dicerna oleh usus.
c. Protein diubah menjadi pepton
d. Pencernaan lemak dimulai didalam lambung
e. Faktor antianemi dibentuk.
f. Khime, yaitu isi lambung yang cair, peradangan sekresi getah lambung.
Sekresi getah lambung dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatis seperti yang dapat terjadi gangguan emosi, seperti marah atau takut, dalam hal ini sebenarnya lambungnya yang menolak diisi.
Dalam keadaaan normal cairan lambung juga mengandung enzim yang dikenal sebagai faktor pembuat darah dari castle, faktor ini menu untuk absorpsi vitamin B 12 (Sianokobalamin), tidak adanya faktor ini menyebabkan anemia pernisosa.
Pada seluruh keadaan lambung dalam keadaan berkontraksi, apabila waktu makan yang berikut tidak kunjung datang juga, hal tersebut menyebabkan rasa gagal.
Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai lima jam, hal ini dapat menjadi lebih lama apabila orang dalam kuatir atau banyak terdapat makanan yang mengandung lamak. (Syafiudin, 1996)

3. Etiologi
Sering tidak dapat diketahui dan dipastikan namun umumnya akibat stress, alcohol atau obat-obatan (Salycilat, Steroid dll) gangguan ini seringkali disertai infeksi oleh bakteri atau virus, dari iritasi dari sekresi pangkreas atau empedu yang mengalir kembali kelambung atau karena substansi-substansi yang bersifat korosit.

4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enam enzim pancreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosit), menggangu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Dengan iritasi yang terus-menerus, jaringan meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat asam seperti asam dan basa yang bersifat korosit mengakibatkan terjadinya peradangan mukosa lambung pada dinding lambung (gastritis korosit) dapat terjadi perforasi lambung kemudian perdarahan dan peritonitis.

5. Tanda dan Gejala
a. Rasa nyeri diepigastrium.
b. Anorexia.
c. Rasa mual dan muntah.
d. Pusing.
e. Perut kembung.
f. Sendawa asam.
g. Hematemesis dan melena bila keadaan sudah berat.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Gastroscopy untuk menentukan gastritisnya dan kakker lambung.
c. Pemeriksaan radiologi dengan barrium meal.
d. Test pantagestin untuk produksi asam.
e. Biopsi mukosa lambung untuk mendiagnosa tipe gastritis

7. Penatalaksanaan
Untuk pengobatan gastritis belum ada yang pasti, biasanya pengobatan dilakukan untuk mengurangi sekresi asam lambung dan pengobatan simptomatis
a. Pengobatan
• Antacid.
• Ranitidine.
• Cimetidin.
• Paracetamol.
• Dipenhidramin.
b. Perawatan
• Meningkatkan istirahat dan mengurangi stress.
• Hindari makanan yang dapat merangsang sekresi asam lambung.
• Makan dengan porsi kecil tapi sering.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Nursalam, 2001. dikutip dari layer.1996)

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan upaya mengumpulkan data secara sistematis. Lengkap mulai dari pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001)
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara anamnesa yang diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan status kesehatan lain. Data yang dikumpulkan terdiri atas data dasar dan data focus. (Nursalam dikutif dari Taylor Et. Al 1995)
Setelah pengumpulan data, langkah berikutnya dalam pengkajian adalah pengelompokan data yang terdiri atas data fisiologi/ biologi, data psikologis, sosial dan spiritual. (Nursalam dikutip dari PPNI, 1994)
Menurut Doengoes 1999 pengkajian pada klien dengan gastritis adalah:
a. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi, takikardi, distritmia, kelemahan/ nadi perifer lemah, pengisapan kapiler lambat/ perlahan, warna kulit pucat, sianosis.
b. Aktivitas/ istirahat
Tanda : Takikardi, takipnea/ hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
c. Eliminasi
Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi.
Gejala : Riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastrointestinal atau masalahyang berhubungan dengan GI, misalnya luka peptic atau gaster, bedah besar gaster, iradiasi daerah gaster.
d. Makanan/ cairan
Tanda : Muntah, warna kopi gelap atau merah cerah dengan bekukan darah.
Gejala : Anorexia, mual muntah (muntah memanjang diduga obstruksi pylorik bagian luar sampai dengan duodonal). Nyeri ulu hati, sendawa asam, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan, contoh makanan pedas, coklat, diet khusus untuk penyakit ulkus sebelumnya.
e. Nyeri/ kenyamanan
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada daerah yang sakit, pucat berkeringat.
Gejala : Gejala digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi.
f. Keamanan
Tanda : Peningkatan suhu.
Gejala : Alergi terhadap obat.
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan obat resep atau dijual bebas yang mengandung steroid.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai kewenangan memberikan tindakan keperawatan. (Nursalam, 2001)
Adapun tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana ada respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit yang dihubungkan dengan penyebab suatu masalah (etiologi) dan kemampuan klien untuk mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan. (Nursalam, 2001)
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri epigastrium berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan nutrien yang tidak adekuat.
c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan.

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. (Nursalam, 2001)
Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah klien. Tahap perencanaan pada klien adalah penentu prioritas diagnosa keperawatan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan criteria hasil dan merumuskan intervensi keperawatan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam, 2001). Tahap ini merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan oleh karena itu pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan dirumuskan dan mengacu pada rencana tindakan sesuai skala sangat urgent dan non urgent.
Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu persiapan, perencanaan, dan pendokumentasian. (Nursalam 2001, dikutif dari griffti 1968).
a. Fase persiapan meliputi:
1) Review antisipasi tindakan keperawatan.
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul.
4) Persiapan alat.
5) Persiapan lingkungan yang kondusif.
6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik
b. Fase intervensi, meliputi:
1) Independen: tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau kesehatan lainnya.
2) Interdependent: tindakan perawat yang memerlukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya (gizi, dokter, laboratorium, dan lain-lain).
3) Dependent: berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan dimana tindakan medis dilakukan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis kronis perawat dapat berperan sebagai pelaksana keperawatan, memberi support, pendidikan, advokasi, dan pencatatan/ penghimpunan data.

5. Evaluasi
Adalah salah satu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematis pada status kesehatan klien. (Nursalam, 2001 dikutip dari griffit dan christensen, 1996)
Evaluasi terdiri dari atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi jangka pendek, atau evaluasi berjalan,dimana evaluasi dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai. Sedangkan evaluasi sumatif ini disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir, evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini dilakukan pada akhir tindakan keperawatan paripurna dilakukan dan menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format ”SOAP”. (Nursalam, 2001)
Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari evaluasi yang diharapkan dalam pemberian tindakan keperawatan dalam proses keperawatan pada klien dengan gastritis kronis adalah: nutrisi klien dapat terpenuhi, nyeri akibat iritasi mukosa lambung teratasi, ansietas dapat teratasi, klien dan keluarga mengetahui tentang informasi penyakit yang dideritanya. Hal ini sesuai dengan standar tujuan yang telah ditentukan pada tahap perncanaan tindakan.

6. Perencanaan Pulang.
a. Anjurkan keluarga untuk mengobservasi tanda dan gejala seperti mual dan muntah, nyeri ulu hati, perdarahan/sakit perut hebat yang mendadak bila timbul gejala-gejala ini, segera bawa klien kepelayanan kesehatan dan rumah sakit terdekat.
b. Beritahu klien dan keluarga untuk mentaati diet seperti tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol, kafein.
c. Dorong keluarga untuk memberikan dukungan yang positif selama proses penyembuhan.
d. Rencanakan kontrol ulang untuk mengetahui kemajuan dan pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar